Author: Nong Darol Mahmada
Mungkin belum banyak yang
mengenal siapa Veronica Tan, Istri Basuki Tjahaya Purnama atau akrab disapa
Ahok. Ternyata ia bukan sekedar sebagai ibu rumah tangga biasa, lebih dari itu Veronica
adalah seorang wanita yang gesit dan cerdas.
Hal ini bisa kita lihat
dari pernyataan Ahok sendiri ketika memberikan ucapan Selamat di Hari Perempuan
Dunia Rabu, 8 Maret 2017, yang Ahok unggah di akun media sosialnya.
“Selamat Hari Perempuan
Internasional, untuk perempuan Jakarta dan Indonesia. Khusus untuk Veronica,
istri dan ibu dari anak-anak saya, salut atas kerja kerasnya. Dia perempuan
bukan hanya pendamping, tapi partner yang sejajar bagi saya. Dia pekerja keras,
yang mencurahkan begitu banyak waktunya untuk melatih ibu-ibu di Jakarta,
terutama yang hidup di Rusunawa agar memiliki skil dari membatik, sampai
menjadi wirausaha.”
Selama ini publik mengenal
sosok Vero—panggilan akrab Veronica—sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnasda) yang aktif menggerakkan ibu-ibu
dan menjadi penggerak pemberdayaan ekonomi perempuan Jakarta. Namun sikap Vero
sangat low profile,
beliau tak pernah menonjolkan diri tapi dikenal sebagai pribadi yang kerja
keras dan telaten memdampingi warganya terutama perempuan dan anak Jakarta.
Saya pertama kali lihat
Vero bicara di depan publik ketika hadir dalam acara Perempuan dan Masa Depan
Jakarta yang diselenggarakan oleh Perempuan Peduli Kota Jakarta (PPKJ) di Rumah
Lembang 8 Februari lalu. Vero sangat terlihat smart dan mengerti persoalan-persoalan
Jakarta dan solusinya. Ia menjelaskan soal Ruang Publik Taman Ramah Anak
(RPTRA) yang ternyata merupakan idenya. Ia paham betul bahwa ruang terbuka itu
merupakan tempat yang dibutuhkan untuk keluarga Jakarta dari mulai bayi sampai
lansia. Mengutip istilah Ahok, tempat untuk ajang silaturahmi, tempat berbagi,
berkreasi untuk warga sekelilingnya.
Selain RPTRA yang sekarang
telah dibangun sebanyak 188 tempat, baru-baru ini juga diresmikan Tempat Kumpul
Kreatif (TKK) atau Creative
Hub, yang juga merupakan ide dari Vero. Pusat kreatif ini
diperuntukkan bagi anak-anak muda untuk berkreasi dan berbisnis dengan
dilengkapi fasilitas yang lengkap dan memadai serta gratis penggunaannya.
Vero juga punya peran
penting dalam mendampingi dan memberdayakan ibu-ibu yang tinggal di Rusun. Vero
menyadari bahwa ibu-ibu yang tinggal di Rusun ini memerlukan adaptasi karena
tinggal di lingkungan yang baru. Ia menegaskan perempuan mesti dibekali dengan
ketrampilan untuk memberi masukan tambahan buat keluarganya.
Yang diceritakan di atas
hanyalah sedikit gambaran bagaimana peran Vero yang mendampingi suaminya
sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Seperti yang tadi saya
sampaikan di atas pidato Vero di depan publik PPKJ membuat saya kagum. Ini
terlihat dari caranya berbicara yang sangat baik di depan audiens memudahkan
saya untuk menebak bahwa Veronica Tan adalah sosok wanita yang hebat. Kalau
boleh saya bandingkan dari sisi intelektual dengan suaminya, maka Veronica tidak
bisa dipandang sebelah mata.
Bukan saya saja yang
terkagum-kagum dengan penampilan dirinya yang humble dan apa adanya, semua yang
hadir pada saat itu punya kesan yang sama. Sampai-sampai Prof. Saparinah Sadli,
inisiator PPKJ, berkomentar jangan pernah merendahkan peran perempuan. Sosok
Vero ini membuktikan bahwa Ahok yang dikenal sebagai Gubernur yang berprestasi
ternyata karena peran yang besar dari pendampingnya.
Mungkin Anda akan
mengatakan bahwa saya terlalu berlebihan atau over estimate dalam menilai Veronica, tapi
saya katakan tidak. Sebab saya punya pertimbangan tersendiri, mengapa
saya sampai pada kesimpulan tersebut.
Veronica Tan berasal dari
keluarga berada dan hidup di tengah kota Medan. Sangat berbeda dengan Ahok yang
sejak kecil berada di daerah atau di pelosok kota Belitung Timur. Meski berbeda
lingkungan di masa kecil, namun keduanya sama-sama tumbuh menjadi orang-orang
hebat.
Sejak menikah dengan Ahok,
Veronica menunjukkan pengabdiannya kapada suami hingga kini, Veronica sudah
hampir 20 tahun mendampingi Ahok sebagai istri dengan ketiga anak mereka.
Ahok dan Vero ternyata
punya kesamaan sifat yaitu sederhana dan bukan penganut paham feodal. Vero
dikenal dengan penampilannya yang sederhana dan bersahaja. Mereka punya jiwa
pengabdian yang tinggi dan selalu ingin membantu dan menolong kaum yang lemah.
Terkait sifat Ahok yang
keras dan temperamental, Vero sudah terbiasa dan itu memang sudah menjadi
karakter Ahok sejak dulu. Vero juga menyadari ketika suaminya terlalu keras
dalam mengambil sikap, Vero tak pernah bosan mengingatkannya.
“Di saat tertentu kita
harus wise.
Kita tulus seperti merpati, tapi cerdik seperti ular. Jawaban yang lemah-lembut meredam
kegeraman, tetapi perkataan yang tegas membangkitkan marah.” begitu kata Vero
ketika ditanya tips menghadapi personaliti Ahok yang dikenal meledak-ledak.
Dari apa yang disampaikan
oleh Vero tersebut, semakin membuat saya yakin bahwa Vero bukanlah perempuan
biasa. Selain kecerdasan intelektual, dia juga punya kecerdasan emosional
sehingga memiliki potensi yang luar biasa yang cocok menjadi pendamping Ahok.
Saya jadi teringat pada
sebuah kiasan, “Di balik pria sukses, selalu ada perempuan hebat”. Dan kali ini
memang terbukti, bahwa dibalik kesuksesan Ahok menjalani karir politiknya
selama ini, keberadaan Vero sebagai istri sekaligus partnernya sangatlah
berarti dan berperan besar.
Note
Artikel ini diterbitkan melalui situs JakartaAsoy.com pada 08 Maret 2017. [lihat]