Karena Lelaki Bukan Pengecut

— driven by you tie your mother down
 
AdibRS; Kirana Azalea; Equinox; verquinox; 13; Syawal; 1414; 26; Maret; 1994; March; Sabtu Wage; Sabtu; Wage; Aries; Vernal Equinox; Vernal; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Adib RS; Alobatnic; DuAA; 01; 1878; Poso; 1366; Ramadhan; Juli; 19; July; Sabtu Pahing; Pahing; Cancer; Brian Harold May; Brian May; Brian Harold; Brian; Harold; May; Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down; Karena Lelaki Bukan Pengecut; driven by you; tie your mother down;
Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down
Brian Harold May memiliki kenangan nano-nano dengan ayahnya sepanjang mereka bersama. Salah satu kenangan tersebut ialah saat keduanya bahu membahu membuat gitar elektrik sendiri. Gitar yang dibuatnya pada musim semi tahun 1963 tersebut nyaris selalu dimainkan sepanjang menggelinjang bersama Queen, grup abadi bagi laki ini.

Rasa sayang Brian terhadap karya yang dibuat bersama ayahnya tak pernah luntur. Rasa sayang yang membuatnya tak mau kehilangan hingga gitar bernama Red Special tersebut memiliki pengawal khusus saat dibawa dalam tur. Red Special perlahan malar menjadi barang antik dan ikonik seiring keberhasilan May melampiaskan hasrat bermusik.

Sebuah barang yang dibuat sepenuh hati antara father and son tersebut menjadi saksi bisu metamorfosis Brian May dari seorang kutu buku tulen yang fokus pada sekolah menjadi dewa gitar dengan memperkaya khazanah musik melalui Queen. Saking sayangnya, Red Special pun tak jarang disapanya The Old Lady dengan penuh kemesraan kasih sayang.

Brian dan ayahnya memiliki hubungan intim. Keduanya sangat dekat. Wajar ketika ayahnya berpindah dimensi alam, batin Brian tersayat. Terlebih kelindan keadaan saat itu: battle-mate-nya Farrokh Bulsara (Freddie Mercury), menghembuskan nafas terakhir. Keluarga dan rumah tangga yang dibangunnya juga hancur berantakan. Nama besar yang didapatkan tak memberi rasa nyaman bagi Brian. Malah karena kelindan keadaan sempat membuatnya ingin bunuh diri.

Brian merupakan anak tunggal dari pasangan Harold dan Ruth. Harold merupakan seorang teknisi kelistrikan yang bertugas di RAF (Royal Air Force, Angkatan Udara Britania Raya) selama perang militer internasional berlangsung. Selain menjadi tempat ikut serta membela muruah negara, RAF juga menjadi tempat Harold dan Ruth memula asmara. Ruth merupakan bagian dair WRAF (Women's Royal Air Force, cabang perempuan RAF) saat keduanya berjumpa.

Pernikahan mereka berlangsung setelah perang militer internasional saat itu diumumkan selesai. Brian adalah satu-satunya paduan kasih sayang mereka yang mewujud sebagai manusia. Harold dan Ruth sangat menyayangi anak semata wayang kulit ini. Rasa sayang yang membuat masa kanak-kanan Brian terbilang sangat terlindungi. Bersama keluarganya, mereka melantan rumah tangga dengan tinggal di Feltham, Middlesex, London.

Peperangan militer yang diumumkan selesai mengubah keseharian Harold. Setelahnya, dia bekerja sebagai pengembang sistem pendaratan untuk Aérospatiale-BAC Concorde. Aérospatiale-BAC Concorde adalah sebuah pesawat terbang supersonik sayap delta yang merupakan satu dari dua jenis pesawat penumpang supersonik yang pernah melayani jalur transportasi secara komersial.

Harold terbilang sepenuh hati dalam melakoni keseharian sebagai teknisi kelistrikan. Selain melampiaskan di tempat kerja, Harold juga merancang rumahnya menyerupai sebuah bengkel. Dengan kebiasaan membikin sesuatu, Harold menggunakan bengkel rumahan tersebut untuk membikin perkakas rumah sendiri termasuk televisi.

Sebagai pelajar di sekolah, catatan keseharian Brian sendiri mengagumkan hingga mendapat semat overachiever, kosok bali underachiever. Sejak masih menjadi pelajar di sekolah juga Brian mulai memiliki kegandrungan terhadap musik. Kebiasaan Harold memainkan piano dan banjolele menjadi pemantik kegandrungan Brian yang kemudian menekuni musik. Hanya saja Brian lebih memilih gitar sebagai alat musik yang sangat didambakan.

Sebagai bentuk kasih sayang pada buah hati, bunda dan ayah Brian menabung bersama untuk membelikan gitar akustik untuknya. Gitar tersebut diberikan pada Brian saat sang buah hati berumur tujuh tahun. Selain itu, ayahnya juga mengajarkan thethek-mbengek (segala perkara yang diperlukan) tentang banjolele.

Brian masih menyimpan gitar yang diterima untuk kali pertama tersebut hingga sekarang. Hanya saja setelah menekuni musik, Brian kemudian mendambakan memiliki gitar elektrik. Sayang hingga usianya 16 tahun, Brian tak mendapat kesempatan membeli gitar elektrik. Uang yang dimiliki bunda dan ayahnya tak cukup untuk membelikan untuknya.
 
AdibRS; Kirana Azalea; Equinox; verquinox; 13; Syawal; 1414; 26; Maret; 1994; March; Sabtu Wage; Sabtu; Wage; Aries; Vernal Equinox; Vernal; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Adib RS; Alobatnic; DuAA; 01; 1878; Poso; 1366; Ramadhan; Juli; 19; July; Sabtu Pahing; Pahing; Cancer; Brian Harold May; Brian May; Brian Harold; Brian; Harold; May; Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down; Karena Lelaki Bukan Pengecut; driven by you; tie your mother down;
Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down
Hingga akhirnya sang ayah berinisiatif mengajak Brian untuk membuat gitar elektrik yang kini bernama Red Special atau disapa The Old Lady itu. Permulaan kisah cinta Brian dengan The Old Lady bersamaan dengan masa-masa ketika James Marshall Hendrix (Jimi Hendrix) menebar pengaruhnya. Brian adalah salah satu orang yang dengan tegas menyatakan diri dipengaruhi oleh Jimi Hendrix.

Saat remaja bahkan Brian bermimpi bisa memainkan sebuah alat musik sepertihalnya Jimi. Sebuah permainan yang bisa menjadi gambaran ungkapan perasaan dengan paduan alunan nada yang unik dan ikonik. Sebuah angan yang telah menjadi kenangan seiring keberhasilan Brian mengikuti nurani hingga suara alunan nada gubahannya paten.

Sekitar dua tahun waktu yang diperlukan Brian dan ayahnya untuk mewujudkan impian Brian memiliki gitar elektrik. Impian yang terwujud dengan memiliki gitar elektrik karya tangan mereka sendiri yang dibuat dengan bahan seadanya. Perkakas rumah seperti bahan untuk perapian, pemegang sedel sepeda, kancing baju bekas ibunya, hingga jarum rajut adalah bahan penyusun gitar kesayangan itu.

Waktu yang lama diperlukan lantaran Harold, ayah Brian, adalah tipikal perfeksionis sempat melakukan kesalahan saat memahat beberapa bagian. Wajar jika waktu yang diperlukan lama lantaran hasil yang didambakan harus bisa memuaskan keinginan. Dua tahun berusaha bersama dengan rasa bahagia hingga tak merasa lelah melakukannya.

Ironisnya, justru masa-masa bahagia tersebut menjadi cikal bakal pertikaian antara Brian dan Harold. Hasrat kuat menggeliat dalam benaknya membuat Brian sempat merasakan dilema. Mulanya Brian menjalani masa belajarnya di perguruan tinggi untuk mendapat semat Ph.D. astrofisika di Imperial College London. Saat menjalaninya, Brian berjumpa dengan Freddie Mercury.

Kegagalan melanjutkan unjuk rasa bersama Smile, grup band yang dibentuknya bersama Roger Meddows Taylor (Roger Taylor) dan Timothy John Staffell (Tim Staffel) tahun 1968, terbayar lunas seiring kehadiran Freddie. Sejak perjumpaan itu, Brian bersama Roger dan Freddie membentuk grup band dengan nama Queen. Perjuangan panjang dilalui bersama hingga menemukan John Richard Deacon (John Deacon) yang dijuluki mereka oleh sebagai anak ajaib. Keempatnya lalu bahu membahu mengibarkan bendera Queen.

Saat bendera Queen berkibar inilah dilema didera oleh Brian. Pilihan Brian untuk meningalkan perguruan tinggi tak direstui sang ayah. Perbedaan pilihan membuat anak dan ayah yang mulanya sangat intim ini sempat terpisah. Sang ayah sangat menyesalkan keputusan Brian yang meninggalkan kuliah Ph.D. demi memperjuangkan grup bandnya.

Brian sendiri menyadari keputusannya ini. Satu sisi dia tak pernah ingin mengecewakan orangtua. Satu sisi dia tak kuasa menahan daya tarik pada musik yang meletup dalam kalbunya. Terlebih lagi, karier Queen saat itu sedang menanjak seiring ajakan Mott the Hoople untuk melakukan tur konser bersama.

Agak aneh memang. Satu sisi Brian dan Harold terasa selaras dalam musik. Harold-lah yang menjadi sarana pemantik musik bagi Brian. Harold pula yang menghemat keuangan bersama istrinya untuk membelikan gitar akustik untuk Brian dan bahu membahu bersama Brian sendiri untuk mewujudkan keinginan memiliki gitar elektrik.

Dua tahun kebersamaan istimewa membikin Red Special menjadi pemantik dua tahun saling memendam rasa dalam diam. Brian merasa sulit mengerti situasi ini. Sebagai anak, Brian merasa ada keselarasan dalam musik dengan sang ayah. Hanya saja dia harus menghadapi sang ayah yang justru tak merestuinya saat Brian sudah dikenal sebagai bintang dalam musik.

Brian dan Harold memiliki banyak kesamaan. Selain memiliki ketertarikan pada musik dan ilmu alam, sikap mereka juga sama-sama perfeksionis dan keras kepala. Sama-sama bersikap keras kepala, keduanya pun sama-sama tak mau mengalah saat pilihan keduanya saling berlawanan. Keretakan keduanya berdampak buruk bagi Ruth. Ruth, sebagai satu-satunya punggawa selain Brian dan Harold dalam keluarga, sangat menyesalkan keretakan ini terjadi.
 
AdibRS; Kirana Azalea; Equinox; verquinox; 13; Syawal; 1414; 26; Maret; 1994; March; Sabtu Wage; Sabtu; Wage; Aries; Vernal Equinox; Vernal; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Adib RS; Alobatnic; DuAA; 01; 1878; Poso; 1366; Ramadhan; Juli; 19; July; Sabtu Pahing; Pahing; Cancer; Brian Harold May; Brian May; Brian Harold; Brian; Harold; May; Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down; Karena Lelaki Bukan Pengecut; driven by you; tie your mother down;
Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down
Ruth terus berusaha untuk membuat suasana menjadi harmonis kembali. Sayang usaha kerasnya masih kalah dengan sikap sama-sama keras kepala antara dua laki yang dihadapi. Hal ini menjadi pemantik MTBD (mental breakdown) yang didera oleh Ruth. Brian sendiri tak memungkiri dia menyesal akan hal ini lantaran sikapnya yang tak bisa lebih lunak.

Walau begitu, keretakan hubungan antar keduanya akhirnya bisa teratasi. Brian meminta bantuan istrinya saat itu, Chrissie, untuk menjadi penengah. Sementara Brian bersama punggawa Queen mempersiapkan pentas mereka di Madison Square Garden, New York, Chrissie menghubungi kedua orangtua Brian untuk diajak ikut serta di sana.

Brian sangat berhasrat pentas unjuk rasa bersama teman-temannya di Queen ini disaksikan langsung oleh kedua orangtuanya. Harold dan Ruth menyanggupi ajakan ini. Keduanya menuju New York bersama Chrissie dan Jimmy, putra pertama Brian yang masih bayi.

Pesawat model Concorde menjadi pengangkut empat manusia ini dalam satu momentum perlintasan perubahan penting bagi Brian. Sementara itu, sembari mempersiapkan pentasnya, Brian juga mempersiapkan kebutuhan orangtua dan istri serta anaknya saat di New York.

Dengan segala daya dan upaya yang telah dikerahkan oleh Brian, Harold akhirnya berlapang dada merestui karier putra semata wayang kulitnya ini sebagai penghibur. Seusai pentas di New York, Harold segera menjumpai Brian dan menjabat tangan musikus genius kelahiran 19 Juli 1947 ini. Sembari menjabat tangan Brian, Harold berungkap, “OK, son, I get it now.”

Sebuah peristiwa singkat yang terus melekat. Bagi Brian, restu orangtua adalah satu hal penting bagi keputusannya dalam memilih. Segala rasa yang pernah tertuang saat keduanya terlibat pertikaian dalam keretakan hubungan terkenang sebagai setitik perih mendewasakan.

Setitik perih pula yang kemudian disadari Brian terkait mangkrak-nya restu dari sang ayah. Sesudah hubungan keduanya kembali bagus, Harold menceritakan pada Brian setitik perih yang didera sebagai lara beberapa waktu sebelumnya. Saat tugas Harold di RAF selesai, sebenarnya ada keinginan darinya untuk bergabung dengan sebuah grup band.

Hanya saja Harold gagal mewujudkan keinginannya ini lantaran saat itu dia membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan harian. Setitik perih ini kemudian mendasari Harold yang ingin agar Brian memiliki pekerjaan tetap terlebih dulu alih-alih menekuni kegemaran bermain musik.

Keputusan Brian mengajak serta orangtuanya menyaksikan pentasnya di New York terbilang tepat. Melalui peristiwa ini, Harold menyaksikan bahwa musik adalah sebuah panggilan jiwa Brian yang bisa berkelindan dengan pekerjaan dan karier.

Restu orangtua adalah hal sakral bagi Brian. Lebih dari itu, Brian mengagumi perjuangan ayahnya dalam menjaga banhtera rumah tangga dalam ikatan keluarga. Harold menanggalkan keinginan bergabung dengan grup band lantaran saat itu belum bisa memberikan jaminan keuangan saat Harold dan Ruth perekonomian mereka masih labil.

Bagi Brian, Harold adalah pejuang yang perjuangannya layak diperjuangkan dan panutan yang patut dianut. Brian malah baru menyadari beberapa waktu kemudian bahwa di tengah keberhasilannya mendapat uang hingga mapan bersama Queen, Harold merahasiakan perjuangannya melunasi pegadaian.
 
AdibRS; Kirana Azalea; Equinox; verquinox; 13; Syawal; 1414; 26; Maret; 1994; March; Sabtu Wage; Sabtu; Wage; Aries; Vernal Equinox; Vernal; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Adib RS; Alobatnic; DuAA; 01; 1878; Poso; 1366; Ramadhan; Juli; 19; July; Sabtu Pahing; Pahing; Cancer; Brian Harold May; Brian May; Brian Harold; Brian; Harold; May; Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down; Karena Lelaki Bukan Pengecut; driven by you; tie your mother down;
Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down
Rahasia yang tercium oleh Brian ini justru ditanggapi dengan rasa malu oleh Harold yang merasa gagal lantaran pendapatan uang Harold kalah jauh dibanding Brian. Walau begitu, Brian selalu menyanggap pendapat ayahnya. Saat disinggung tentang ayahnya, Brian selalu mengatakan, “He was wonderful.” Biasanya sambil diiringi air mata yang tak disengaja membanjiri matanya.

Harold memiliki rekam jejak kesehatan yang bagus. Hal ini didukung pula dengan kesehariannya yang jauh dari kegemaran mengonsumsi minuman beralkohol. Hanya saja, saat berusia 66 tahun, Harold mulai terbiasa mengonsumsi rokok. 40 hari mengonsumsi rokok menjadi jalan Harold terkena serangan kanker.

Sebuah serangan yang menjadi peristiwa sesaat sebelum mengalami time travel berpindah dimensi alam. Satu pengalaman kelabu yang membuat Brian membenci rokok. Bahkan dalam konser yang berlangsung di dalam ruangan, Brian memperingatkan agar tak ada rokok.

Bagi Brian, panggilan time travel ini terasa mendadak dan memberi rasa sesak. Brian terkejut dengan peristiwa yang biasa disebut kematian ini menjumpai ayahnya pada 1991. Tahun yang sama dengan peristiwa serupa menjumpai love of my life-nya, Freddie Mercury. Peristiwa biasa lantaran semua orang mengalaminya walakin tetap disambut dengan rasa duka bagi yang merasa ditinggalkan.

Di tengah rasa terkejut ini, bundanya memberi tambahan kejutan lain. Perasaan Brian bahwa ikatan orangtua mereka biasa saja tak banyak dilanda masalah kosok bali dengan pengakuan bunda. Bundanya, Ruth, menyatakan pada Brian bahwa selama bersama Harold, dia merasa ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya.

Sesuatu yang membuat Ruth merasa sakit hati sebagai seorang istri. Terlebih sesuatu itu dilakukan berulang kali. Kelindan keadaan yang membuat kalbu Brian tersayat seakan terus mendapat serangan BOMbshell. Selepas peristiwa naas pada 1991, Brian menghabiskan satu dekade indah bersama bunda.  Hingga pada usia 76 tahun, sang bunda didera aneurysm, gejala pelebaran tak normal pada pembuluh nadi karena kondisi pembuluh darah yang lemah.

Perpisahan dalam ruang tak menghilangkan rasa kasih sayang yang terus menggelinjang kalbu Brian. Brian kukuh melakoni bicycle race-nya dengan memegang teguh prinsip sang ayah, “If a thing’s worth doing, it’s worth overdoing.” Prinsip yang diwujudkan dalam rentang panjang bersama Queen dan ragam macam kegiatannya.

Selepas berpisah dalam ruang dengan ayah dan juga Freddie, Brian mulai menjadi sosok yang berusaha ikut serta memperkaya khazanah peradaban manusia tak hanya melalui musik. Brian berharap orangtuanya bisa tersenyum di dimensi berbeda, merasa bangga telah menjadi orangtuanya, sembari menganggungkan kepala sambil berungkap, “Yes, son, you’ve done the right thing.”

Brian tak salah berharap seperti ini. Selain mendapat restu dari sang ayah, Brian pun telah melunasi hutangnya untuk menyelesaikan kuliah. Kuliah astrofisika yang ditangguhkan pada 1974 seiring kesibukan dengan Queen dimulai lagi pada Oktober 2006. Tak sampai setahun, Agustus 2007, Brian menyerahkan tesisnya sebagai persyaratan menyelesaikan kuliah. Dia memilih melanjutkan penulisan hasil penelitian yang ditangguhkan nyaris 40 tahun itu.

Brian melanjutkan penulisan penelitian terkait zodiak. Dengan menelaah pembaruan penelitian terkait pembahasan yang diambil, Brian berhasil lulus pada September 2007 dari Imperial College London dengan karya tulis berjudul A Survey of Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud. 14 Mei 2008 penangguhan Brian lunas sesudah dia mengikuti wisuda Royal Albert Hall, Kensington Gore, London.

18 Juni 2008, usulan Patrick Alfred Caldwell-Moore untuk mengabadikan nama Brian May sebagai nama asteroid disetujui. Asteroid yang ditemukan oleh Kleť Observatory (observatorium di Czech Republic) pada 30 Januari 1998 dengan penamaan sementara 1998 BM30 diubah menjadi (52665) Brianmay. Satu sisi telah terhapus menyisakan perih yang panjang seiring satu sisi melimpah berkah memeluk lelah. Sudah.
 
AdibRS; Kirana Azalea; Equinox; verquinox; 13; Syawal; 1414; 26; Maret; 1994; March; Sabtu Wage; Sabtu; Wage; Aries; Vernal Equinox; Vernal; Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; Adib RS; Alobatnic; DuAA; 01; 1878; Poso; 1366; Ramadhan; Juli; 19; July; Sabtu Pahing; Pahing; Cancer; Brian Harold May; Brian May; Brian Harold; Brian; Harold; May; Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down; Karena Lelaki Bukan Pengecut; driven by you; tie your mother down;
Karena Lelaki Bukan Pengecut — driven by you tie your mother down